Guru Besar Katakan Ini, Awas Itu Hoaks “Jentik” Dalam Galon AQUA

Para pengamat pangan dan kimia mempertanyakan kebenaran isu dari konsumen yang menyebarkan adanya jentik-jentik nyamuk di dalam sebuah galon air minum dalam kemasan (AMDK) dalam akun TikToknya secara masif baru-baru ini. Jakarta, 26/07/2024. Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Guru Besar dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB) mengutarakan meragukan kebenaran yang disebarkan melalui TikTok. Menurutnya, air dalam tanah apalagi air artesis itu tidak bisa insect atau nyamuk hidup di sana. @Eko/Jurnalkata.Net/JK/07/2024.

JURNALKATA.NET/ Jakarta. – Para pengamat pangan dan kimia mempertanyakan kebenaran isu dari konsumen yang menyebarkan adanya jentik-jentik nyamuk di dalam sebuah galon air minum dalam kemasan (AMDK) dalam akun TikToknya secara masif baru-baru ini. Pasalnya, sebuah keanehan jika yang ada jentik nyamuknya itu hanya di satu galon saja.

Prof. Dr. Hardinsyah, MS, Guru Besar dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), Institut Pertanian Bogor (IPB) mengutarakan meragukan kebenaran yang disebarkan melalui TikTok. Menurutnya, air dalam tanah apalagi air artesis itu tidak bisa insect atau nyamuk hidup di sana. “Di sumur dalam tidak ada insect apalagi artesis itu sumurnya biasanya terjaga,” ujarnya.

Dalam proses produksinya, apalagi itu perusahaan AMDK yang besar, sistem pengawasan mutunya juga tidak bisa main-main. Sistem sanitasi di ruangan produksinya juga pasti lebih terawasi saat mereka memasukkan air ke dalam galon yang satu ke galon lainnya.  “Mereka juga ada sistem penyaringan sampai sekian mikro itu bisa kesaring, dan semua galon sebelum diisi itu juga disterilkan terlebih dulu. Jaminan mutu setiap pabrik kan ada, seperti jaminan mutu alat, bahan, kemasannya, dan lain-lain. Ada juga yang pakai sensor, apalagi yang besar,” tuturnya. 

Dia juga menyampaikan bahwa kondisi galon yang tersegel itu tidak ada udara di dalamnya.  “Jadi aneh jika ada jentik yang bisa masuk ke dalamnya,” tukasnya. 

Anehnya juga, yang ada jentiknya itu hanya konsumen itu sendiri. “Jangan-jangan nanti jadi perang dagang. Apalagi konsumen tidak menyebutkan nama agen penjualnya. Konsumen harus bertanggung jawab kalau memberikan ulasan itu,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan  Kepala Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Trilogi, Hermawan Seftiono. Dia juga mengatakan adanya keanehan jika hanya satu galon saja yang tercemar jentik. Menurutnya, satu kali produksi tidak mungkin hanya mengisi satu galon saja tapi pasti ada beberapa galon. “Nah, kalau ada galon yang tercemar jentik kemungkinan galon-galon yang diproduksi dalam waktu yang bersamaan juga pasti ada yang tercemar. Anehnya, kok hanya satu saja yang ada jentik nyamuknya,” ujarnya penuh tanya.

Kecuali, kata Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) ini, dalam satu wilayah ada beberapa toko yang mengalami hal serupa. “Jadi, dugaan saya mungkin saja ada orang yang iseng tiba-tiba diinjeksikan larutan yang ada jentik nyamuknya dengan menggunakan jarum suntik  ke dalam galon tersebut untuk persaingan dagang,” ungkapnya.

Dalam hal ini, menurutnya, pelaporan juga harus objektif. Khawatirnya, lanjutnya, si penyebar isu ini bisa bermasalah dengan industrinya yang ternyata industri telah melakukan proses sesuai dengan peraturan BPOM. 

“Takutnya, konsumennya jadi bermasalah karena sudah memviralkannya tanpa tervalidasi. Apalagi dia memviralkan melalui TikTok yang semua orang bisa mengesharenya,” ucapnya.

Dosen sekaligus pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmad Zainal Abidin juga mengatakan tidak mungkin bisa ada jentik nyamuk masuk ke dalam AMDK galon.  “Kalau jentik nyamuk ada di sana tidak mungkin terjadi pada air galon pabrik yang telah melewati proses filtrasi pasir, filtrasi membrane, ozonisasi dan sterilisasi UV,” tandasnya.

Dia mengatakan perlu adanya pemeriksaan terhadap pengambilan dan asal usul AMDK galon tersebut. “Sampel yang benar haruslah repeatable, tidak boleh hanya ada di dalam satu sampel saja,” katanya.

Sebelumnya, konsumen bernama Lucky, melalui akun tiktoknya @mr..lucky.luck mengaku telah menemukan jentik nyamuk dalam sebuah galon AMDK yang dibelinya dari agen. “Yang ditemukan cuma satu galon dari tiga galon yang saya beli dari agen. Itu tiba-tiba pas saya mau buka saya lihat ada jentik di dalam galon yang bening. Karena galon kan ada dua jenis pak, ada yang gelap ada yang terang. Kalau yang gelap itu saya enggak kelihatan, cuma pas agak terang ini kelihatan,” tuturnya.

Manajemen Aqua segera menanggapi keluhan ini. Sayangnya  saat ingin dikonfirmasi, Lucky justru mempersulit kerja manajemen Aqua. Lucky seakan tak ingin unggahan video miliknya itu dikonfirmasi produsen. Sikap janggal tersebut ditunjukan Lucky yang ingin memvideokan kunjungan tersebut dan mengunggahnya di media sosial. Padahal, mengunggah tanpa persetujuan tim yang akan datang untuk mengonfirmasi merupakan pelanggaran privasi.

©Eko/Jurnalkata.Net/JK/07/2024.