Jadi Menteri Termuda, Menpora Dito Siap Jalankan Amanah Presiden untuk Kemajuan Pemuda dan Olahraga

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menjadi nara sumber Program Duduk Bareng Orang Hebat TVONE. Bincang-bincang santai dengan tetap fokus pada makna tersebut, dilakukan di Ruang Tamu VIP Graha Pemuda Lantai 10 Senayan Jakarta Pusat, Kamis (6/4) siang.(foto:egan/kemenpora.go id)

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menjadi nara sumber Program Duduk Bareng Orang Hebat TVONE. Bincang-bincang santai dengan tetap fokus pada makna tersebut, dilakukan di Ruang Tamu VIP Graha Pemuda Lantai 10 Senayan Jakarta Pusat, Kamis (6/4) siang.

Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menjadi nara sumber Program Duduk Bareng Orang Hebat TVONE. Bincang-bincang santai dengan tetap fokus pada makna tersebut, dilakukan di Ruang Tamu VIP Graha Pemuda Lantai 10 Senayan Jakarta Pusat, Kamis (6/4) siang.

Pertama, masuk kategori orang hebat tidak terlepas dari realita bahwa anak muda bernama lengkap Ario Bimo Nandito Ariotedjo terpilih menjadi Menteri termuda di era Kabinet Indonesia Maju atau setidaknya sejak era Reformasi. Ketika ditanyakan apakah usia muda menjadi beban, dijawabnya dengan lugas beban pasti ada karena tanggung jawab sektor pemuda dan olahraga begitu besar dan luas.

“Setidaknya sejak era Reformasi saya termuda, ada rasa bangga, haru, dan sekaligus juga ada beban. Beban, karena tanggung jawab besar sektor pemuda dan olahraga dan kebetulan saya adalah representasi generasi saya Generasi Z, atau Generasi Milenial,” kata Menpora Dito.

“Jadi saya memperjuangkan generasi saya. Dan pesan Pak Jokowi pemuda lebih didorong pada kewirausahaan atau enterpreneur. Sudah barang tentu ada yang meragukan saya, karena baru ada anak muda jadi Menteri usia 32 tahun. Hanya waktu dan hasil karya yang bisa menjawab,” tambahnya optimis.

Kedua, Menpora Dito menerjemahkan bahwa, untuk kepemudaan sudah ada contoh yang baru saja di Papua diresmikan Youth Creative Hub. Meskipun itu dari BIN, dapat menjadi pilot projects untuk hal serupa dan disebarkan di seluruh Indonesia.

“Untuk program pemuda, salah satunya seperti di Papua didirikan Youth Creative Hub, kita buat hub-hub di seluruh daerah, dan yang penting untuk usia milineal itu adalah jaringan, transfer knowledge, dan mentoring, itu yang harus disiapkan,” jelas Ketum DPP AMPI 2016-2021 tersebut.

Adapun tentang Liga Antar Kampung (Tarkam), hal itu adalah sebuah upaya pencarian bakat yang perlu ada media untuk pemantauan dan pencarian. Oleh karenanya perlu ada liga-liga berjenjang, baik tingkat pendidikan maupun regional.

“Yang saya baca adalah apa yang disampaikan Bapak Presiden tentang Tarkam itu kan istilah yang sudah melekat di masyarakat. Fokusnya adalah talent scouting, pencarian bakat,” jelasnya lagi.

“Maka nanti akan kita hidupkan liga-liga. Liga Pendidikan, ada Liga Pelajar dari SD-SMA, ada Liga Mahasiswa, dan yang regional dari Desa hingga Kota. Yang sudah terkenal kan istilah Tarkam, dan itu kita kembangkan secara sistematis, masif, dan terukur. Serta dilakukan koordinasi dengan Kemendikbudristek, Kemendagri, dan Kemendesa PDTT,” tutupnya. (cah)