Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menjadi narasumber Dialog CNN TV Indonesia, di Studio Jl Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (5/4) sore.
Jakarta: Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menjadi narasumber Dialog CNN TV Indonesia, di Studio Jl Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu (5/4) sore.
Program CNN Indonesia yang dipandu oleh Presenter Rivana Pratiwi itu, membuka dengan sebuah apresiasi atas terpilihnya Dito Ariotedjo sebagai Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju, dalam usia 32 tahun, dan oleh karenanya sepanjang dialog memanggilnya dengan sebutan ‘Kak Menteri’.
“Selamat Kak Menteri, telah mengukir sejarah menjadi Menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju,” ucap Rivana Pratiwi.
“Mengiringi ukiran sejarah menjadi Menteri termuda dibarengi dengan tantangan singkatnya waktu. Dalam waktu 1,5 tahun jabatan ini, apa yang menjadi target Kak Menteri,” lanjutnya bertanya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Menpora Dito secara tegas dan lugas bahwa target dalam waktu yang singkat itu adalah bagaimana dapat mewujudkan apa yang telah ditetapkan dalam Perpres untuk urusan kepemudaan dan keolahragaan dapat menjadi nyata adanya.
“Mbak Nana terima kasih atas apresiasinya. Dalam waktu 1,5 tahun target saya mengimplementasikan semua Perpres yang Pak Presiden Jokowi telah keluarkan,” jawab Menpora Dito.
Adapun yang dimaksudkan tentang Peraturan Presiden (Perpres) tersebut adalah Perpres No 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan Perpres No 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan. Ditambah juga dengan tugas dan arahan Presiden saat menjelang pelantikan memperkuat hal tersebut.
“Sebagaimana tugas dan arahan Bapak Presiden, saya ingin ekosistem sport industri meningkat dan kepemudaan ke arah enterpreneur itu jalan, yang penting Perpres yang sudah dikeluarkan turun menjadi implementasi yang riil,” tegasnya.
“Tentang Sports Industry, bisa seperti liga-liga kita ini yang profesional dapat menarik massa dan minat masyarakat untuk menonton, nanti kita coba mempertemukan liga-liga lokal kita dengan liga-liga Eropa agar belajar meningkatkan ketertarikan,” tambahnya.
Terakhir tentang koordinasi lintas sektor perlu dengan komunikasi yang lebih intensif dan masif lagi. Intinya dengan gaya-gaya kekinian, gaya milineal anak muda, jadikan saat ini momentum untuk orkestra membangun kebersamaan.
“Kita terus kolaborasi, kita kedepankan semangat orkestrasi, Kemenpora harus mampu menjadi orkestrator dan dirigen dalam bidang pemuda dan olahraga, terlebih menjalin hubungan lintas Kementerian dan Lembaga (K/L),” pungkasnya. (cah)