JURNALKATA.NET/ Jakarta. – Mikrobiota saluran cerna merupakan kumpulan dari berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, yang hidup di saluran cerna. Jumlah mikrobiota saluran cerna bisa mencapai triliunan;1,2 jumlah ini bahkan lebih banyak dibandingkan sel tubuh manusia. Oleh karena itu, mikrobiota saluran cerna memiliki peran yang sangat penting untuk kesehatan anak. Upaya menjaga keseimbangan mikrobiota saluran cerna yang didominasi oleh mikrobiota “sehat” menjadi hal yang banyak disoroti tidak saja oleh ilmuwan tetapi juga masyarakat.
Prof. Badriul Hegar, MD, Ph.D, Sp.A(K), Direktur dari Indonesian Medical Education and Research Institute Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (IMERI FKUI) menyampaikan bahwa kajian mengenai mikrobiota saluran cerna yang dikaitkan dengan kesehatan saluran cerna maupun kesehatan anak secara keseluruhan, terus meningkat dan hasilnya juga menjanjikan.
“Banyak faktor yang mempengaruhi hasil kajian mikrobiota saluran cerna. Gangguan keseimbangan mikrobiota saluran cerna adalah penyebab penyakit, bukan sebaliknya. Komposisi dan kompleksitas mikrobiota saluran cerna bayi berbeda pada setiap situasi, sehingga menyulitkan peneliti mengambil sebuah kesimpulan. Begitu juga ada peran faktor genetik, sehingga menambah kesulitan dalam pemahamannya.
Dengan demikian, meski telah banyak kajian yang dilakukan, tetap masih banyak gap yang belum terjawab oleh para peneliti. Hal ini tentunya menjadi tantangan pula bagi IMERI FKUI, sebagai pusat riset untuk berkontribusi menjawab gap yang ada melalui peneliti-penelitinya. Oleh karena itu, IMERI FKUI sangat tertarik dengan topik yang diajukan pada acara ilmiah “research sharing” kali ini, yaitu Real World Evidence: “From Research to Clinical Practice on Biotics.” (04/9).
Prof. dr. Jan Knol selaku Special Professor of Intestinal Microbiology at the Wageningen University, yang juga sebagai Director of the Gut Biology & Microbiology Platform Danone Nutricia Research, the Netherlands, dalam presentasinya menjelaskan bahwa saluran cerna merupakan tuan rumah dari 70-80% sel kekebalan dan mikrobiota, keduanya mendukung kekebalan tubuh maupun tumbuh kembang manusia. Perkembangan usus dan mikrobiota di awal kehidupan berpengaruh terhadap fungsi pencernaan dan penyerapan (metabolisme), fungsi imunitas, keterkaitan silang antara saluran cerna dan otak (nyeri, rasa kenyang hingga suasana hati)1,2,3. “Sejak awal kehidupan, mikrobiota saluran cerna mudah sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti makanan, lingkungan dan juga cara kelahiran,” ujar Prof. dr. Jan Knol.
Prof. dr. Jan Knol menambahkan bahwa metode persalinan dapat menentukan jenis mikrobiota yang nantinya akan menghuni usus anak. “Pada proses kelahiran, anak akan terkena paparan pertama dengan komunitas mikrobiota maternal (vagina, feses, ASI, mulut dan kulit) yang akan mempengaruhi kematangan usus, perkembangan metabolik dan imunologi serta konsekuensi status kesehatan jangka pendek dan jangka panjang.
Untuk itu dibutuhkan pemberian nutrisi termasuk ASI eksklusif sebagai cara terbaik untuk mendukung perkembangan mikrobiota sehat untuk memperkuat sistem imunitas karena di dalam ASI terdapat berbagai macam nutrisi untuk mengembalikan keseimbangan mikrobiota sehat. Kombinasi nutrisi inilah yang terbukti mampu untuk mendukung mengembalikan kolonisasi atau keseimbangan bakteri baik pada saluran cerna si kecil yang lahir secara caesar.
Hal ini merupakan contoh penting bagaimana konsep biotik dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan melalui makanan yang tepat sejak awal kehidupan, serta untuk memahami pentingnya peranan mikrobiota saluran cerna terhadap kesehatan secara keseluruhan.
Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., menyampaikan bahwa “Awal kehidupan hingga usia 3 tahun merupakan jangka waktu penting pada anak untuk mengembalikan profil mikrobiota menjadi seimbang. Intervensi sedini mungkin untuk memastikan keseimbangan mikrobiota anak terjaga dengan baik sangatlah penting untuk tumbuh kembangnya seperti dengan memberikan ASI Eksklusif segera setelah bayi lahir dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun.
Melihat hal ini, Danone Specialized Nutrition Indonesia berkomitmen untuk terus mendampingi para orang tua dalam memastikan tumbuh kembang si kecil optimal melalui serangkaian edukasi, tak terkecuali seputar topik pentingnya keseimbangan mikrobiota pada anak.
Salah satu contohnya adalah hasil penelitian yang dilakukan dalam beberapa studi klinis mengenai manfaat sinbiotik untuk membantu mengembalikan keseimbangan mikrobiota saluran cerna, termasuk studi oleh Chua dan tim yang dipublikasikan di Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition tahun 2017, studi Lay dan tim yang dipublikasikan di BMC Microbiology tahun 2021, dan studi Wang dan tim yang dipublikasikan di jurnal Nutrition tahun 2021.”
Prof. Hegar, juga menambahkan pada kesempatan itu bahwa sebuah konvergensi dalam membangun sebuah penelitian komprehensif termasuk antara ilmuwan, industri, dan pemerintah sangat diperlukan, agar kita bersama sama dapat berkontribusi dalam menciptakan kualitas pelayanan kesehatan dan kualitas hidup anak yang lebih baik. Mari kita membangun fokus riset, kelompok kolaborasi, dan mengajak para talenta muda untuk membangun dan mengawal kapabilitas riset di Indonesia.
@Eko/Jurnalkata.Net/JK/09/2023.