Terkait Penolakan World Beach Games 2023 di Bali, Ketua NOC Indonesia: Jangan Kubur Ambisi Atlet untuk Membanggakan Ibu Pertiwi

Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari mengeluarkan pernyataan terkait situasi terakhir olahraga Indonesia. Salah satunya tentang berita yang sedang ramai yakni, penolakan Gubernur Bali I Wayan Koster terkait penyelanggaraan 2nd ANOC World Beach Games (WBG) 2023 di Bali.(foto:nocindonesia)

Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari mengeluarkan pernyataan terkait situasi terakhir olahraga Indonesia. Salah satunya tentang berita yang sedang ramai yakni, penolakan Gubernur Bali I Wayan Koster terkait penyelanggaraan 2nd ANOC World Beach Games (WBG) 2023 di Bali.

Jakarta: Ketua Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari mengeluarkan pernyataan terkait situasi terakhir olahraga Indonesia. Salah satunya tentang berita yang sedang ramai yakni, penolakan Gubernur Bali I Wayan Koster terkait penyelanggaraan 2nd ANOC World Beach Games (WBG) 2023 di Bali.

Menurut Okto, NOC Indonesia telah bersurat ke Gubernur Bali dan menyampaikan jika kualifikasi AWBG baru rampung pada Juni 2023. “AWBG ini multi-event ketiga terbesar di dunia setelah Olympic, dan memang sejak awal kami sudah sampaikan bahwa atlet yang tampil juga atlet terbaik dan ini the biggest multi-event yang akan diadakan di Indonesia by number of participant karena akan dihadiri 205 NOC di seluruh dunia, IF, dan juga petinggi organisasi olahraga dunia: IOC, ANOC, OCA, WADA, CAS,dan lain-lain,” kata Okto dalam rilis NOC. 

“Saya menyayangkan kenapa situasi ini terus berlarut-larut dan gaduh di media, seharusnya kita duduk bersama-sama. Sejauh ini belum ada penolakan resmi dari Bali ke kami. Saya tidak mau berandai-andai, tapi jika memang benar demikian harus ada contingency plan dan NOC Indonesia akan segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengambil solusi- solusi terbaik,” tambah Okto.  

Okto juga meyakini Menpora baru memiliki semangat Olympism karena memiliki pengalaman menjadi CdM Youth Olympic 2018 Buenos Aires dan aktif di NF sampai saat ini. “Menpora pasti paham bagaimana semangat Olympism dalam olahraga ini mampu menciptakan perdamaian,” kata Okto. 

Menurut Okto yang perlu diingat olahraga bangsa besar, nama baik Indonesia sudah harum di internasional. Indonesia sudah menjadi bagian G7, bangsa yang kemarin sukses menyelenggarakan Presidensi KTT G20, Asian Games dan Asian Para Games, kita mau AWBG, ada cita-cita menjadi tuan rumah Olympic 2036. 

“Ini konsistensi nama baik Indonesia. Jangan sampai preseden Piala Dunia U-20 kemarin menjadi efek domino untuk olahraga Indonesia yang memberikan mudarat besar bagi Indonesia ke depan,” kata OKto. 

“Olahraga tools pemersatu, bukan pemecah belah. Jangan gabungkan olahraga dengan politik karena kami mengedepankan netralitas politik di olahraga, tidak boleh ada diskriminasi dalam olahraga dan keluarga besar NOC Indonesia sudah sepakat #StandforIndonesianSport.” tambahnya. 

Okto menilai saat ini ada cita-cita yang tengah dirajut atlet-atlet muda kita untuk mengumandangkan Indonesia Raya dan mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi seluruh penjuru dunia. “Jangan kita kubur ambisi mereka untuk membanggakan Ibu Pertiwi,” harapnya.(dok/amr)