JURNALKATA.NET/ Jakarta. – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menerima Wakil Direktur Tribun Network Domuara Ambarita, di Ruang Tamu Graha Pemuda Lantai 10 Senayan Jakarta Pusat, Senin (17/4) sore.
Menanggapi pertanyaan apakah surprise ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Menpora diusia 32 tahun, dijawabnya sangat surprise bahkan sangat terkejut.
“Sangat surprise bahkan sangat terkejut karena momentum yang mendadak karena Pak Zainudin Amali memilih konsentrasi mengurus bola,” ucap Menpora Dito.
Hanya saja tentang predikat termuda, baginya sudah mengalami dibeberapa ruang lingkup yang digelutinya. Jadi ada yang lebih penting dari sekedar sebutan termuda, lebih dari itu pembuktian prestasi yang harus diwujudkan.
“Maaf, kalau tentang predikat termuda saya sudah pernah mengalami, memimpin AMPI termuda, memimpin ISSI DKI juga termuda. Jadi ini adalah anugerah, tetapi yang terpenting kini saatnya ajang pembuktian prestasi oleh anak muda, menjadi tersukses,” tegasnya.
Sebagai Kementerian Pemuda dan Olahraga, ada target prioritas yang harus dilakukan, menyiasati singkatnya waktu sekitar satu setengah tahun hingga akhir Periode Kabinet Indonesia Maju. Untuk di kepemudaan, branding Kementerian sebagai pusatnya anak muda berkreasi harus dapat diwujudkan.
“Kementerian ini harus mencerminkan Generasi Milenial, Generasi Z, sehingga kreativitas dan inovasi menjadi penting, guna membuat anak muda siap untuk dunia setelah pendidikan, salah satunya mendorong kewirausahaan pemuda,” jelasnya.
“Mengingat anggaran yang masih timpang dibandingkan olahraga, kita harus mampu menjadi orkestrator dan dirigen bidang kepemudaan untuk berkolaborasi lintas lembaga,” imbuhnya.
Adapun dibidang olahraga yang dapat dinilai sudah mapan, perlu penitikberatan beberapa hal. Bagaimana mengoptimalkan DBON menjadi terimplementasi dengan baik sebagaimana pesan Presiden RI Joko Widodo saat jelang pelantikan.
“Pengiriman Timnas ke even-even SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade harus benar-benar fokus pada raihan prestasi medali, ada efesiensi anggaran,” katanya.
Yang terpenting dalam olahraga adalah bagaimana pembinaan dan pemantauan bakat diperluas, sehingga sasaran utama Olimpiade dan Paralimpiade dapat berhasil sesuai yang ditargetkan.
“Talent scouting dibuat kembali secara sistematis, masif, dan terukur. Seperti dihidupkan kembali Liga Tarkam, yang tidak hanya bola tetapi olahraga apa saja yang digemari di suatu daerah. Jadi mohon doanya, agar di waktu yang singkat ini dapat mewujudkan itu semua,” tutupnya.
@Ran/Jurnalkata/JK/04/2023.